Apresiasi Seni dan Budaya

Kegiatan Apresiasi Seni dan Budaya di SMP Negeri 27 Surakarta..

Prakarya SMP Negeri 27 Surakarta

Kegiatan Pembelajaran Prakarya SMP Negeri 27 Surakarta.

Kegiatan Pramuka

Kegiatan Pramuka SMP Negeri 27 Surakarta.

Salam dan Sapa

Kegiatan Salam dan Sapa Pagi di SMP Negeri 27 Surakarta.

Workshop Guru

Kegiatan Workshop Guru di SMP Negeri 27 Surakarta.

Senin, 18 Mei 2020

PPDB Online Tahun Ajaran 2020/2021


Petunjuk Teknis Pelaksanaan PPDB Online Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2020/2021 dapat di akses di http://ppdb.surakarta.go.id/smp

Jumat, 15 Mei 2020

Kesehatan Pelaku Pendidikan Jadi Prioritas Utama Pemerintah


Jakarta, Kemendikbud -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengungkapkan pendekatan belajar dari rumah sebagai langkah strategis pertama Pemerintah dalam upaya pencegahan penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) secara luas. Kesehatan dan keselamatan para insan pendidikan menjadi prioritas Pemerintah.

"Semenjak awal pandemi, kami langsung menerapkan program Belajar dari Rumah sebagai kebijakan nasional. Kerangka peraturan juga dibuat jauh sebelum perusahaan-perusahaan menerapkan bekerja dari rumah dan melakukan usaha pencegahan lainnya. Kami mengambil pendekatan berbasis keutamaan dalam membuat keputusan, dan keputusan pertama yang diambil adalah mengutamakan Kesehatan. Keselamatan guru, siswa, dan orang tuanya merupakan prioritas utama kami," disampaikan Mendikbud pada Konferensi Pers Internasional "Adaptasi Pendidikan Selama Covid-19", di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (14/05/2020).

Indonesia adalah negara yang memiliki kepulauan terbesar di dunia dengan populasi 45,3 juta siswa dan 2,7 juta guru. Indonesia memiliki sistem pendidikan terbesar keempat di dunia. Hal ini menjadikan upaya penanganan dampak Covid-19 di dunia pendidikan menjadi tidak mudah dan tidak mungkin diseragamkan. Kemendikbud terus bekerja sama dengan Pemerintah Daerah serta berbagai pihak untuk memastikan masa transisi pembelajaran di sekolah menjadi belajar dari rumah dapat berjalan sebaik mungkin.   

Mendikbud mengakui pembelajaran di masa pandemi memang tidak mudah. Namun, Kemendikbud terus berupaya memastikan pembelajaran tetap terjadi. "Harus diakui situasi ini tidak optimal dan pencapaian pendidikan tidak akan sama pada saat krisis Covid-19 ini terjadi di Indonesia dan di negara lain di dunia. Oleh karena itu, kenyataan tersebut harus diterima dan berusaha mengurangi dampaknya sebanyak mungkin. Kemendikbud terus melakukan segala daya, siang dan malam untuk mencoba memperbaiki situasi ini," ungkapnya.

Namun, masa krisis ini menjadi momentum melakukan observasi guna mendapatkan umpan balik di lapangan. Kemendikbud terus berupaya menyediakan beragam solusi untuk memastikan setiap satuan pendidikan melakukan apa yang terbaik bagi mereka. Sekaligus mendorong terjadinya eksperimen guna menemukan pendekatan-pendekatan baru dalam pendidikan di masa depan. "Kemendikbud harus mengambil bagian untuk membantu menghadirkan pemahaman mengenai apa kunci utama keluar dari krisis ini dan bagaimana berpartisipasi dalam hal itu," ujar Nadiem.  

Selanjutnya, prioritas Kemendikbud adalah meningkatkan fleksibilitas penggunaan anggaran sekolah untuk menangani krisis. "Hal pertama yang dilakukan adalah dengan memberikan anggaran (Bantuan Operasional Sekolah) yang dikirimkan dari pemerintah pusat kepada sekolah-sekolah agar dapat digunakan untuk membeli alat kesehatan dan kebersihan diri, juga pulsa/data seluler untuk mendukung aktivitas pembelajaran termasuk pembelajaran daring," jelas Nadiem.

Mendikbud juga menyampaikan beberapa langkah di bidang kebudayaan. Salah satunya membuat platform agar seniman dan pegiat budaya dapat tetap tampil, menghibur dan menyemangati orang-orang yang berada di rumah melalui pertunjukan atau kelas daring. "Serta menyediakan tur virtual di museum serta situs budaya yang penting untuk mempertahankan nasionalisme selama krisis ini," ujarnya.

Belajar dari Covid-19, salah satu hikmah positif yang diambil adalah meningkatnya empati dan pemahaman orang tua kepada para guru. Di sisi lain, guru juga semakin menyadari betapa pentingnya peran orang tua dalam pendidikan. "Dimana orang tua merupakan mitra penting dalam kesuksesan pendidikan seorang siswa," ujar Mendikbud.   

Kemudian, semua pihak dapat melihat masifnya penggunaan teknologi untuk pembelajaran oleh para guru, siswa, dan orang tua. Meski didorong keterpaksaan karena kebijakan belajar dan mengajar dari rumah, tetapi ini menunjukkan pentingnya peningkatan kapasitas adaptasi kepada teknologi, serta penyediaan infrastruktur yang mendukungnya seperti jaringan internet dan listrik.

"Meskipun terlihat di banyak daerah masih berjuang dalam mengadopsi penggunaan teknologi (untuk pembelajaran), banyaknya orang yang dipaksa untuk bereksperimen dan mencoba untuk pertama kalinya, pada akhirnya hal ini mempercepat proses pengadopsian teknologi ke depannya," ujar Mendikbud. (*)

Hasil Survei Belajar dari Rumah

Jakarta, Kemendikbud --- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim, meyakini perangkat teknologi mampu menjawab tantangan pembelajaran jarak jauh. Ia melihat ada selisih besar antara siswa yang memiliki akses terhadap teknologi dengan yang tidak.
 
“Padahal, teknologi memiliki potensi pemerataan akses atau kesempatan mendapat akses yang setara terhadap materi dan pembelajaran yang sama,” katanya pada acara media briefing Adaptasi Sistem Pendidikan selama Covid-19, hasil kerja sama antara Kementerian Luar Negeri, Kemendikbud, dan Ketua Tim Pakar Penanganan Covid-19, di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (14/5/2020).
 
Salah satu cara untuk mengatasi keterbatasan sarana pembelajaran, Kemendikbud menggagas Program Belajar dari Rumah (BDR) yang ditayangkan di TVRI. Acara ini merupakan salah satu alternatif belajar yang diberikan Kemendikbud untuk membantu banyak keluarga yang memiliki keterbatasan pada akses internet. Dengan begitu, harapannya anak-anak memperoleh stimulus untuk terus belajar di rumahnya masing-masing.
 
Untuk mengukur efektifitas program belajar di televisi, Kemendikbud bersama UNICEF telah melakukan survei untuk mengevaluasi pelaksanaan program Belajar dari Rumah di TVRI sejak ditayangkan mulai 13 April 2020 yang lalu. Hasilnya sebanyak 99 persen guru, siswa, dan orang tua, baik di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) maupun non-3T mengetahui adanya program belajar dari Rumah. Selain itu, sebanyak 94% guru di wilayah 3T pernah menonton program BDR di TVRI. Di wilayah 3T, frekuensi guru menonton program BDR ini sebanyak 3,2 kali dalam seminggu. Sementara di wilayah non-3T sebanyak 4,1 kali dalam seminggu.
 
Secara umum, tingkat kesenangan menonton program BDR cukup baik. Bagi siswa, skor yang didapatkan sebesar 7,8 (skala 1-10) dan bagi orang tua sebesar 8,2. Sementara itu, tingkat kesenangan guru di wilayah 3T sebesar 7, dan di wilayah non-3T sebesar 7,5.

TVRI menjadi saluran televisi yang paling banyak ditonton siswa selama pembelajaran dari rumah. Sebanyak 52% responden di wilayah 3T menyatakan menonton lembaga penyiaran publik ini selama masa pembelajaran jarak jauh dari rumah masing-masing. Sementara itu, sebanyak 78,6% responden di wilayah non-3T menyatakan menonton TVRI selama masa pembelajaran dari rumah.
 
Kemendikbud saat ini tengah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait kemungkinan relai program dengan stasiun televisi lokal. Selain itu, Kemendikbud juga sedang mengkaji metode pembelajaran luar jaringan atau offline  lainnya bagi masyarakat 3T yang tidak memiliki televisi. “Misalnya menggunakan radio, buku, maupun relawan” kataya. (Denty A./Aline)

Jaminan Kesetaraan dalam Mengakses Pendidikan


Jakarta, Kemendikbud --- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim, menegaskan bahwa Indonesia tidak memiliki masalah tentang kesetaraan gender. Menurutnya, semua orang diperlakukan sama, pendidikan bagi kaum perempuan sama pentingnya dengan pendidikan bagi laki-laki.
 
“Perempuan  akan menjadi sekolah pertama bagi anak-anaknya. Pendidikan juga bisa menjadi modal bagi kaum perempuan untuk berkontribusi di masyarakat,” kata Mendikbud pada acara media briefing Adaptasi Sistem Pendidikan selama Covid-19, hasil kerja sama antara Kementerian Luar Negeri, Kemendikbud, dan Ketua Tim Pakar Penanganan Covid-19, di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (14/5/2020).